Wednesday, August 10, 2011

Mau di kemanakan harga diri bangsa?

Sering saya dengar dulu, bahkan hingga sekarang, cerita tentang TKI dan TKW yang disiksa di negeri seberang. mereka yang disebut sebagai pahlawan devisa, banyak mendapatkan perlakuan yang semena- mena dari majikan maupun atasan mereka. tanpa ada pembelaan dari pemerintah sendiri terhadap mereka. seakan negara ini adalah pengirim manusia untuk disiksa. tanpa adanya perlindungan yang berarti, dengan tidak adanya pengelolaan yang benar atas para pahlawan devisa tersebut, penyiksaan, pelecehan, atau bahkan pembunuhan terhadap mereka seakan menjadi hal yang wajar dan selalu terjadi berulang- ulang.

Dan suatu hal yang benar- benar membuat kita miris adalah, ketika mereka, para TKI atau pun TKW sedang dalam keadaan terjepit dan tersiksa atas perlakuan dari majikan mereka, dan membuat mereka terpaksa untuk berbuat yang tidak seharusnya, dengan tujuan membela diri mereka sendiri, seakan tidak ada keadilan yang berpihak kepadanya. semua kesalahan dan keburukan yang mereka perbuat, ditimpakan pada diri mereka sendiri. keadilan sama sekali tidak melihat ke arah sebab dari sebuah akibat yang ditimbulkan. dan sekali lagi, mereka terpaksa menjadi korban dari hukum yang tak pernah melindungi mereka. bahkan hukum dari negara tempat mereka berasal sekalipun. sungguh miris..


Sadarkah kita, dengan mengirimkan banyak tenaga ke luar negeri, yang kebanyakan dari mereka hanya bekerja sebagai pembantu maupun buruh di luar sana, secara tidak langsung telah menurunkan martabat dan harga diri bangsa Indonesia sendiri. seakan mencerminkan bahwa semua masyarakat indonesia itu berpendidikan rendah, dan tak punya kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.dan akan selamanya menjadi "budak". Hal ini tentu saja membuat mereka memandang sama terhadap semua orang indonesia yang berada di luar negeri, seakan melecehkan dan tidak memandang kita sebagai seseorang yang berpendidikan. atau bahkan memandang kita sebelah mata, tidak peduli apa kemampuan kita, mereka pasti menganggap kita selalu inferior dibanding mereka.

Sebuah cerita yang menggelitik dari salah seorang senior saya, yah saya sebut dia sebagai guru saya sendiri. Beliau bercerita tentang pengalamannya berkunjung ke luar negeri beberapa tahun lalu. dan apa yang terjadi, ketika beliau bertemu dengan beberapa orang yang berasal dari sebuah negara, sebut saja malays*a, mereka berkata dengan nada yang sangat melecehkan bagi warga negara indonesia. kira- kira seperti ini percakapan mereka dalam bahasa indonesia, 

 " anda orang indonesia?" begitu katanya,
 "memang anda bisa pemrograman seperti ini?" (karena memang beliau adalah seorang teknisi komputer),
 " bisa, tentu saja", begitu jawab beliau. 
" memangnya tidak ada orang sini yang bisa pemrograman seperti ini?" begitu lagi tanya orang itu, 
" tidak ada yang bisa, dan nyatanya saya yang bisa melakukannya disini", jawab beliau lagi dengan lantang.
"oh jadi begitu, karena saya banyak melihat orang- orang seperti anda, orang indon ( begitu sebutan mereka terhadap orang indonesia ), yang bekerja di perkebunan, dan mereka tinggal di sekitar tempat tinggal saya".

Nah, dari percakapan ini kita dapat melihat bagaimana pandangan orang- orang asing terhadap negara kita ini. bukan hanya negara di kawasan asi saja yang memandang rendah bangsa kita. namun ketika senior saya ini berkunjung ke kanada pun sama halnya demikian, mereka memanggil beliau dengan sebutan Indon, dan seakan merendahkan kemampuan warga negara indonesia.

Sudah sebegitu parahkah pengaruh dari banyaknya pengiriman tenaga kerja indonesia ke luar negeri. hingga pandangan orang luar terhadap bangsa ini sangatlah rendah? ini terjadi karena kita tidak pernah mengirimkan tenaga kerja yang berkualitas ke negara lain. padahal kita tahu, banyak sekali aset pemuda pemudi bangsa yang mempunyai kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi. mereka juga mempunyai daya saing yang tidak kalah dengan negara- negara lain yang ada di kawasan asia, atau bahkan dunia.

Memang, pendidikan adalah salah satu aspek yang paling berperan dalam hal semacam ini, apalagi dalam kondisi perekonomian dan persaingan global seperti sekarang. bersaing dalam uruan pekerjaan bukan lagi hanya dalam lingkup nasional, namun sudah menyentuh ke dalam bagian internasional. sungguh ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pemerintah, jangan hanya memikirkan masalah politik dan kasus korupsi yang tak akan pernah ada habisnya.

begitu juga kita sebagai seorang pribadi, marilah kita membangun negara kita ini dari diri kita sendiri dulu. perbaiki lingkungan kita, berikan pendidikan yang cukup bagi keluarga kita, agar nantinya negara ini dapat lagi menjadi negara yang disegani. dan masa depan dari adik, saudara, maupun anak kita nanti tidak hanya menjadi bawahan dan tidak punya peran dalam dunia internasional. dan walaupun memang benar bahwa tidak akan ada habisnya jika kita memikirkan dan memperdebatkan masalah seperti ini, namun setidak -tidaknya kita sudah berusaha dan punya maksud yang baik bagi kemajuan diri, keluarga, dan bangsa kita sendiri. terbanglah Garuda...!!!



sekian dan terimakasih.

1 comment: